Pemilu Yunani Pertaruhan Bagi Euro

Pemilu Yunani Pertaruhan Bagi Euro

Pemilu Legislatif yunani segera di gelar. Ini bisa menjadi sebuah pertaruhan bagi mata uang Euro. Hasil dari pemilu itu diperkirakan bisa mempengaruhi situasi finansial, tak hanya di Eropa, tapi hingga ke seluruh dunia.

Apapun hasil pemilu nanti, apakah Yunani tetap berada di Uni Eropa atau sebaliknya, akan punya efek yang sangat besar terhadap kelangsungan ekonomi dunia.

The Associated Press membahas isu tersebut dan memprediksi bagaimana Yunani akan menentukan masa depan Uni Eropa dan tentunya masa depan ekonomi dunia juga.

Investor khawatir warga Yunani akan memilih pemerintah baru yang bisa menolak dana bailout US$ 170 miliar. Dana itu sepakat diberikan jika Yunani melakukan penghematan dengan memotong anggaran. Jika kesepakatan batal, Yunani bisa dipastikan akan gagal bayar dan bangkrut.

Jika itu sampai terjadi, Yunani akan keluar dari Uni Eropa dan tak lagi memakai mata uang euro yang selama ini dipakai bersama 17 negara Eropa lainnya. Keluarnya Yunani dari Eropa akan membuat kekacauan.

Utang Yunani yang selama ini memakai mata uang euro akan menjadi lebih berat dan parah nilainya setelah kembali memakai mata uang lamanya, yaitu drachma. Bank, perusahaan dan investor yang memegang obligasi, juga para nasabah perbankan Yunani akan terkena kerugian yang sangat besar pada masa transasisi.

Jika Yunani sampai keluar dari Uni Eropa, negara lemah lainnya, seperti Portugal, bisa ikut jatuh. Hasilnya adalah kerugian yang lebih besar lagi diderita oleh kreditur dan debitur.

Sebaliknya, negara Eropa yang masih kuat seperti Jerman harus berkontribusi lebih banyak lagi untuk menjaga Uni Eropa tetap berdiri. Yang ditakutkan investor adalah beban utang Jerman menjadi naik akibat hal tersebut.

Masalah Yunani Jadi Kontroversial

Eropa mungkin perlu mengorbankan keanggotaan Yunani dari zona-euro demi yakinkan Jerman untuk memberikan lebih banyak dana untuk menyelamatkan euro, menurut Menteri Keuangan Inggris George Osborne. Jerman, perekonomian terbesar di Eropa dan kontributor dana bailout terbesar, memainkan peran penting bagaimana zona-euro mengatasi masalah utangnya dan usulan pembentukan serikat perbankan. Inggris, anggota Uni Eropa namun bukan anggota zona-euro, telah berulang kali bersitegang atas cara menangani krisis. London bahkan telah menolak untuk mengambil bagian dalam usulan serikat perbankan dan pakta fiskal.

Alexis Tsipras yakin Uni Eropa akan melakukan apapun demi pertahankan Yunani di zona-euro walaupun partainya memenangkan pemilu dan melaksanakan janjinya untuk mencabut kebijakan penghematan sebagai prasyarat bail-out. "Kami yakin Eropa tidak akan menjalankan taktik pemerasan dan menghentikan pendanaan," ujar Tsipras, pemimpin partai Syriza kepada Bloomberg Television. "Keluarnya Yunani dari zona-euro tidak hanya berdampak buruk bagi Yunani tapi juga Eropa.”

Masalah Dana bailout ternyata bukan Yunani saja


Eforia bailout Spanyol telah padam dan hanya menjadi ‘angin lalu’ saja lantaran kesepakatan bailout perbankan Spanyol yang di sahkan 10 Juni lalu, ternyata memicu pesimisme dan kecemasan baru atas beban hutang negara.

Dengan bertambahnya likuiditas di perbankan Spanyol, hal itu justru meningkatkan rasio utang luar negeri yang semakin membengkak. Efek lain menyebabkan yield obligasi Spanyol bertenor 10-tahun ikut melejit hingga ke level tinggi sejak era euro pada 6.81 %.

Sementara negara Cyprus yang selama ini diam diam saja, secara mengejutkan mempublikasikan negaranya turut mengalami masalah dengan keuangannya. Pemerintah Cyprus terpangkas menjadi ba3 dari level sebelumnya Ba1. Dan sentimen pasar diperparah setelah lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat jangka panjang kepada 18 bank utama Spanyol. Secara bersamaan pada hari Rabu kemarin (13/6), laporan Egan-Jones Ratings ikut menurunkan peringkat utang sejumlah perusahaan di Spanyol menjadi ccc+ dari sebelumnya B.

Serangkaian pemangkasan peringkat tersebut mencerminkan potensi Yunani keluar dari Uni Eropa. Cyprus telah mengindikasikan akan mencari bantuan dana segar dari Uni Eropa untuk menyehatkan perbankan. Krisis yang dialami Cyprus sama seperti krisis yang terjadi di Yunani. Jubir pemerintah Cyprus, Stefanos Stefanou pada Selasa lalu (12/6) menyatakan pihaknya akan mencari paket bailout kepada Uni Eropa. Namun belum ada respon terhadap pengajuan tersebut.

Alhasil, investor masih meragukan efektifitas bantuan Spanyol tersebut dan khawatir krisis utang Eropa dapat mencuat kembali sehingga imbasnya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.

Bank Sentralpun berikan peringatan


Mengenaihal ini Para bank sentral meningkatkan peringatannya bahwa kegagalan Eropa dalam mengatasi krisis hutangnya akan mengancam keberlangsungan pasar keuangan dan perekonomian saat pemilu Yunani yang akan dilakukan dalam 2 hari kedepan akan menjadi fokus perhatian para investor.

Para pembuat kebijakan moneter dari Inggris kepada Jepang dan Kanada menyuarakan sinyal mengenai potensi kejatuhan Euro. Mereka berbicara dalam persiapan pertemuan G20 di Meksiko pekan depan ditengah kondisi perekonomian yang berada di tingkat paling lemah sejak resesi tahun 2009.

sebelumnya Bank besar Yunani mengalami arus penarikan uang deposito nasabahnya mencapai total 500 – 800 juta Euro dalam beberapa terakhir ini, dan diperkirakan jumlah tersebut akan bertambah lagi menjelang pemilu tanggal 17 Juni.

Sementara arus deposit yang keluar dari perbankan Yunani untuk skala kecil menengah dilaporkan mencapai angka 10 – 30 juta Euro.

Kepanikan para nasabah yang menarik deposito dalam Euro nya ini terpicu menjelang pemilu akhir pekan ini yang ditakutkan dapat mengakibatkan Yunani keluar dari Euro.

Ekonomi Global Hadapi Volatilitas Jangka Panjang

Mau tidak mau Ekonomi global akan menghadapi volatilitas selama bertahun-tahun karena gejolak hutang Eropa menekan sentimen investor dan prospek pertumbuhan, Bank Dunia memperingatkan hal itu Selasa dalam update ekonomi terakhirnya.Porkas terakhir Bank Dunia menunjukkan pertumbuhan ekonomi global hanya 2,5% tahun ini - tingkat pemulihan yang tercatat paling lamban - karena ancaman di negara-negara ekonomi maju membebani negara berkembang, yang menjadi penggerak utama pertumbuhan (global) dalam beberapa tahun belakangan ini.

Kesulitan keuangan Eropa khususnya membahayakan prospek emerging economies (negara ekonomi baru bangkit) melalui gejolak pasar, menurunkan aliran modal dan mempengaruhi konsolidasi bank
Analisa ,

Terkait Pemilu Legislatif yunani lusa 17 Juni 2012, Akhir pekan dan Awal pekan depan diperkirakan akan terjadi lonjakan harga yang cukup Tinggi . Hindari Floating minus Open trade anda. Dan sebaiknya jika ragu ragu jangan melakukan open trade.

0 comments:

Post a Comment

site stats
Exit Like/Suka nya jgn Lupa ya Sob :D